Seminar PPRA dan Pemetaan Kuman

ilmiah merupakan tempat charging ilmu terupdate untuk para tenaga dokter di Rumah Sakit Bhayangkara Tk. III Nganjuk yang diselenggarakan pada tanggal 16 Februari 2019, oleh narasumber yang berbagi ilmu adalah dr. Lindawati, Sp. M (Komite Pengendalian Resistensi Antimikroba Rumah Sakit Bhayangkar Tk. III Nganjuk) dengan tema : Program Pengendalian Resistensi Antimikroba dan Pemetaan Kuman.

Antibiotik adalah kelompok obat yang digunakan untuk mengatasi dan mencegah infeksi bakteri, dengan cara membunuh dan menghentikan bakteri berkembang biak di dalam tubuh. Namun saat ini, semakin banyak antibiotik yang menjadi tidak efektif. Penyebabnya bukan dari antibiotik, namun dari bakteri yang berkembang biak dan mengalami berbagai mekanisme genetik sehingga menjadi resisten terhadap antibiotik. Bakteri yang resisten akan menimbulkan infeksi yang sulit diatasi.

Sebagai contoh Eschericichia coli (E.coli) dan Klebsiella adalah bakteri yang umum terdapat di usus. Akan tetapi bakteri ini dapat mengakibatkan penyakit infeksi. Sebagian besar kasus infeksi E.coli maupun Klebsiella dapat diobati secara efektif dengan antibiotik. Beberapa E.coli dan Klebsiella dapat memproduksi enzim Extended-spectrum beta-lactamase (ESBL). Enzim ini menyebabkan bakteri tahan terhadap banyak jenis antibiotik sehingga infeksi akan lebih sulit untuk diobati.

Penyebab utama dari resistensi bakteri terjadi cepat adalah karena penggunaan antibiotik secara luas yang tidak tepat, misal konsumsi antibiotik tidak sesuai anjuran dokter, menggunakan antibiotik pada ternak untuk menjaga kesehatan hewan ternak, dan pembuangan limbah antibiotik ke lingkungan.

Resistensi antimikroba adalah masalah global. WHO telah mengkampanyekan “Global action plan on antimicrobial resistance” yang bertujuan untuk mencegah dan mengobati penyakit infeksi dengan pengobatan yang efektif. Untuk itu Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengeluarkan aturan untuk pengendalian resistensi antimikroba di Indonesia sehingga prevalensi resistensi antimikroba di Indonesia dapat menurun.

Beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk mencegah resistensi bakteri terhadap antibiotik. Yaitu

  • Menggunakan antibiotik dengan bijak,
  • Tidak membeli antibiotik tanpa resep dokter
  • Tidak menggunakan antibiotik untuk selain infeksi bakteri,
  • Tidak menyimpan antibiotik di rumah,
  • Tidak memberi antibiotik sisa kepada orang lain,
  • dan tanyakan pada apoteker informasi obat antibiotik.

Hal utama lainnya adalah mencegah penggunaan antibiotik dengan cara mencegah terjadinya infeksi, dengan menjaga kebersihan seperti vaksinasi, mencuci tangan, menjaga kebersihan makanan dan lingkungan. (dr. Lindawati, Sp. M) .

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *